Rabu, 09 Januari 2013

Hello Mellow (part 7)



“Hari ini jadikan ngerjain naskah drama dirumahmu sekalian nginep?” ,tanya Amel kepadaku meminta kepastian. “Ya jadi dong.” ,jawabku enteng. Aku dan teman-teman keluar dari gerbang sekolah menuju tempat diamana ayahku menjemput. Tidak perlu menunggu waktu lama , aku dan teman-teman langsung meluncur kerumahku. Perjalanan dari sekolah menuju rumahku hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit saja. Setelah sampai dirumah, aku dan teman-teman langsung menaruh tas di dalam kamarku. Lalu kami makan siang dan melaksanakan ibadah sholat dzuhur terlebih dahulu. Setelah itu barulah kami mengerjakan tugas. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa menyelesaikan tugas ini. Tapi pada akhirnya tugas kami terselesaikan. Karena jenuh dan sedikit gerah, Nanda menuju ke jendela kamar dan membukanya. Nanda penasaran dengan buku berwarna merah yang berada diatas meja dekat jendela. Dengan hati-hati ia mengambil buku itu. “Arla, ini buku dirymu? Boleh aku baca?” ,tanya Nanda dengan ragu. “Em… iya deh boleh.” ,jawabku singkat. Aku memperbolehkan teman-temanku membaca diaryku karena aku sangat percaya kepada mereka. “Yang dibacain duluan yang paling terbaru dula aja.” ,pinta Astri yang begitu antusias.

~  22 April ~
Mungkin seperti matahari yang memberi cahaya dibumi. Mungkin seperti malaikat yang memberi ketenangan hidup. Mungkin seperti lilin yang mampu menerangi kegelapan. Dan mungkin salah satu makhluk yang bisa  dan dapat sebagai penyamangat didalam hidup ini.
Saat itu. Saat kubuka jendela. Saat kubuka mataku. Saat kubuka lembaran baru kehidupanku, hanya kamu yang muncul didalam benakku. Sosokmu yang begitu indah. Sosokmu yang begitu tenang. Sosokmu yang pendiam. Sosokmu yang yang begitu dingin, mengubah segalanya.
Hari demi hari kulalui. Pada awalnya mungkin berasa kosong. Namun. Sosokmulah yang dapat mengisi hari-hariku. Menjadi penyemangatku dan menjadi malaikat dalam hidupku.
Siapakah sosok itu? Sosok yang selama ini aku dambakan, yang selama ini ada didalam hatiku, yang selama ini bagaikan malaikat itu?
Sosok yang mungkin aku kenal begitu indah, begitu baik, begitu berwarna, namun? Apakah kesimpulan yang aku buat dan aku yakini ini adalah fakta? Ntahlah. Yang aku rasakan sekarang, aku hanyalah seorang manusia yang hidup seperti teh tanpa gula—tawar. Atau bahkan lebih mendekati secangkir kopi panas tanpa gula—panas dan pahit. Atau mugkin seperti air mineral yang tidak berasa apa-apa.
Kamu datang padaku jika kamu membutuhkan aku? Apakah aku hanya sebagai manusia yang seperti koran, yang setiap kamu membutuhkan informasi kamu akan membacanya dengan baik namun setelah terlalu banyak tumpukan koran yang sudah lalu, lalu kamu akan membuangnya begitu saja? Tidak bisa lebih baikkah aku sedikit dimatamu? Sebegitu burukkah kamu dalam menilaiku?
Kedekatan yang mungkin kamu anggap tidak ada maksud dan makna lain selain hubungan teman, namun? Taukah kamu? Bagaimana aku menilai tentang kedekatan itu? Aku tau, aku terlalu berlebihan melihat kenyataan yang ada. Memang, pada awalnya aku tidak bisa memilikimu. Harapan yang selama ini aku inginkan hilang terbawa angin dan taukah kamu bagaimana perasaanku pada waktu itu? hhmh… namun pada akhirnya aku berusaha untuk merelakan kenyataan ini. Yang walau pada akhirnya aku sempat memilikimu.
Ya, aku sempat bersamamu. Aku sempat memilikimu. Aku sempat bahagia bersamamu. Harapan yang selama ini aku inginkanpun datang. Hari demi hari kita lalui bersama. Bagai dua sosok makhluk yang tidak punya masalah, yang selalu senang, yang selalu mengerti satu sama lain, dan saling menyayangi. Namun, kebahagiaan itu tidak berangsur lama. Bahkan sangat sebentar. Ntah apa yang mendorongku untuk memilih keputusan itu. Keputusan yang menurutku adalah keputusan yang terbaik. Namun?  apakah itu benar?
Taukah kamu? Bagaimana rasanya jika jarimu atau bagian tubuhmu teriris oleh tajmnya pisau? Ya, pasti terasa sangat sakit dan perih. Itulah perasaanku waktu itu. Puncak rasa kesakitan hati ini, setelah sekian lama harus dan terus bersabar dan berlapang dada. Kenyataan yanga da, kamu masih menyayangi dia? Kamu bahkan berharap bisa kembali lagi bersamanya? Lalu? Apa maksud kamu dulu pernah mengucap rasa sayang itu kepadaku? Apa maksudmu? Yang walau pada akhirnya kamu ternyata masih menyayanginya.
Apakah sebagai tanda permintaan maafmu karena kamu merasa terlalu banyak salah denganku? Apakah hanya cukup sebagai sarana supaya aku puas, karena kamu tau jikalau aku memang menyayangimu sejak lama? Atau apa? Apa maksud kamu? Apa kamu ingin mempermainkanu?
Ya Allah… seberapa besar dosa yang telah kuperbuat? Kenapa Kau memberiku cobaan yang berat ini? Maafkanlah aku, karena aku mungkin tidak bisa menempuh rintangan ini.
Soal cinta yang penuh dengan penghianatan? Atau? Penuh paksaan? Atau kebohongan? Ntahlah, semua ini adalah rencana tuhan. Sebagai menusia biasa kita hanya bisa menjalani dengan semua apa yang sudah menjadi kehendaknya. Aku juga tidak sempurna. Maafkan semua kesalahanku. Buat kamu, terimakasih sudah turut hadir dalam kehidupanku. Sudah memberikan goresan luka dihati ini, dan aku akan terus  mendoakan semua yang terbaik untukmu. Amin~

“Uu… Arla yang sabar ya. Pasti ada kok yang jauh lebih baik dari dia. Tetap semangat ya.” ,komentar Amel saat Nanda selesai membacakan isi diaryku. Teman-temanku yang lain juga setuju dengan apa yang dibilang Amel. “Iya, terimaksih ya teman-teman. Aku sadar, didunia ini aku juga masih punya keluarga dan teman-teman yang jauh lebih sayang sama aku, dan aku nggak boleh ngecewain mereka. Tetap semanga dalam menjalani hidup!” ,pernyataanku penuh semangat. “Setuju!” ,teman-temaanku berteriak. “Yaudah yuk, ini udah malam. Selamat tidur teman-teman.” ,kataku kepada teman-teman. Cklek! Aku mematikan lampu kamar.

*  *  *


Ini adalah cerpen yang aku buat untuk mengerjakan tugas
b.indo. Bu Endang, guruku bahasa Indonesia menyuruh untuk membuat cerpen sesuai
dengan pengalaman pribadi. Karena aku bingung banget mau bikin cerpen apa lalu
aku memutuskan untuk membuat cerita ini. Cerita ini enggak sama persis dengan
kenyataan tapi ada banyak perubahannya~

1 komentar:

Unknown mengatakan...

ini endingnya yah ?

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates