Sampai saat ini aku juga tidak lepas kontak dengan Arvi. Kami masih
berhubungan dengan baik. Bahkan akhir-akhir ini Arvi sering bercerita soal mantannya
sebelum Arvi berpacaran denganku. Sebut saja namanya Vika. Ternyata Arvi masih
sayang dengan Vika dan dia juga belum bisa move on dari Vika. Sebenarnya hatiku
sakit sekali mendengar curhatan Arvi tentang Vika. Tapi mau bagaimana lagi? Aku
harus selalu kuat dan bersabar dalam menerima cobaan ini. Akhirnya yang aku
lakukan adalah memberi dukungan kepada Arvi dan membesarkan hatinya. Sebagai
sahabat yang baik maka harus memberikan pula yang terbaik apapun kepada
sahabatnya. Kalau sahabat kita senang, pasti kita juga ikut merasakannya dan
ikut bangga, walau kadang menyakitkan.
Malam ini bintang terlihat sangat
indah berkelipan diangkasa. Aku ingin
curhat dengan bintang. Lama aku sudah tidak melihatnya. Ternyata bintang masih
tetap setia menemaniku disaat aku sedang gundah seperti ini. Ah iya, aku juga
lama tidak bercerita dengan diaryku, gumamku dalam hati. Segera saja aku
mengambil buku diary dan pena. Malam ini aku akan mencurahkan isi hatiku kepada
bintang dan diary yang selalu setia menemani dan mendengar segala celetohanku.
Dengan indah, penaku mulai menari-nari diatas kertas merangkai kata demi kata
yang sedang berada didalam otakku. Tanpaku sadari air mataku tiba-tiba menetes
dipipiku. Mungkin aku terlalu mendalami makna yang sedang aku tulis saat ini.
Karena udara malam sudah mulai menusuk kulit dan jemariku, aku segera menutup
jendela kamarku dan menyelesaikan curhatanku pada bintang dan diaryku. Karena
terlalu lelah, aku langsung tidur diranjang kamarku.
* * *
0 komentar:
Posting Komentar